Asosiasi Disleksia Indonesia atau ADI didirikan pada tanggal 27 Desember 2009 di Bandung. Diprakarsai oleh Prof. DR. H. Arief Rachman, M.Pd, Dr. Purboyo Solek, Sp.A (K), Dr. Kristiantini Dewi, Sp.A, beserta Ir. Riyani T. Bondan, MBA, ADI pun berdiri dengan dukungan para orangtua dari anak-anak penyandang disleksia, guru, serta profesional medis yang peduli dengan sistem pendidikan dan masa depan anak-anak penyandang disleksia di Indonesia.
Keanggotaan Asosiasi Disleksia Indonesia terbuka untuk seluruh lapisan masyarakat yang peduli dan memiliki semangat yang sama dalam mengoptimalkan sistem pendidikan dan proses pembelajaran bagi anak-anak penyandang disleksia di Indonesia. Asosiasi Disleksia Indonesia bertujuan meningkatkan pemahaman orang tua, guru, pembuat kebijakan sistem pendidikan, tenaga profesional medis, dan seluruh lapisan masyarakat mengenai disleksia agar potensi akademik penyandang disleksia dapat berkembang optimal.
Asosiasi Disleksia Indonesia bertujuan meningkatkan pemahaman orang tua, guru, pembuat kebijakan sistem pendidikan, tenaga profesional medis, dan seluruh lapisan masyarakat mengenai disleksia agar potensi akademik penyandang disleksia dapat berkembang optimal.
Selain itu, ADI pun terus membangun jejaring dengan pemerintah Indonesia, institusi pendidikan, peneliti di bidang medis dan pendidikan, kalangan pendukung lokal (pengusaha, pemerhati pendidikan, dll) serta asosiasi disleksia dari negara lain dalam upaya menyamakan persepsi dan mendapatkan standar sistem akomodasi yang berlaku bagi anak penyandang disleksia.
Tidak lama berselang sejak ADI didirikan, ADI segera menjalankan tugasnya menjadi delegasi Republik Indonesia di acara 1st World Dyslexia Forum 2010 di Paris. Dalam acara ini, ADI pun secara resmi diakui oleh UNESCO sebagai Asosiasi Disleksia yang merepresentasikan negara Indonesia.
Sejak saat didirikan dan disahkan secara resmi oleh notaris Boy Budiman Iskandar,S.H., M.Hum dengan NPWP 31.182.272.0-424.000 hingga saat kini, Asosiasi Disleksia Indonesia terus berkiprah mengemban amanah dan berupaya meningkatkan “Dyslexia Awareness” di kalangan masyarakat.